Terhitung sudah 4 kali
saya mengunjungi Malang dan ada-ada saja pengalaman unik tak terlupakan yang
terjadi selama perjalanan. Sesial apapun pengalaman itu tetap saya syukuri dan
selalu bikin ngakak kalau diingat-ingat lagi.
Unforgettable moment
part 1 : Teriak-Teriak diatas Sepeda gantung di BNS
Ceritanya kita sedang
mampir ke BNS dan sedang ingin menikmati pemandangan “BUKIT BINTANG KW” diatas
wahana. Lalu perhatian kita tertuju pada sesosok Wahana yang tidak saya ingat
namanya itu, penampakannya menyerupai sepeda karena kita bisa pura-pura
nggayung diatas dan ada setirnya yang bulat seperti mobil. Wahana ini bisa
diisi 2 orang.
![]() |
pict from google |
Kami mengira Wahana ini
cukup cetek jika dilihat dari bawah. Sebenarnya kita sempat mendengar teriakan
ABG-ABG yang naik wahana ini saat kami berada di Lampion Garden, tapi dengan
Pedenya kami mengira mereka sedang CAPER. Daann saat mencoba sendiri wahana
ini, ternyata kita teriakan kita justru lebih heboh dan shalawatan hampir dari
setiap jengkal sepeda ini berjalan, ditambah setirnya yang kalau diputar
membuat kursi kita ikut berputar, yang kesannya kita sedang menyetir, itu yang
bikin tambah HOROR karena gue nggak bisa nyetir. Pemandangannya sesuai
ekspektasi sihh,, kalian bisa ngeliat lampu-lampu berpendar cantik dari atas,
tapi gegara kepanikan kami, jangan ditanya kami nggak bisa menikmati
pemandangan T_T.
Entah kenapa
diperjalanan berikutnya bersama teman-teman dan the Geng, dengan pedenya saya
mengajak teman saya yang lain naik wahana ini yang lagi lagi terlihat CETEK
dari bawah, dan saya pikir karena sudah pernah naik, jadi yang kedua kali Horornya mungkin berkurang. Ternyata saya plus
temen saya teteuupp teriak teriak heboh sampe diliatin orang-orang dari bawah. Semoga
orang-orang tidak sedang menuduh kita sebagai ABG-ABG caper.
![]() |
pemandangan dari atas. pict from google |
Unforgettable moment
part 2: Ketika Tripod dan Koper bersatu lahirlah koper “Transformer”
Saat itu kami naik
pesawat yang bertolak dari DPS menuju SBY (biar ngirit) lalu kami menumpang
bermalam di rumah saudara kami di Surabaya supaya keesokan paginya bisa
berangkat ke malang dengan Kereta Api. Entah bagaimana ceritanya Koper saya
hilang Handlenya entah rusaknya disengaja atau tidak, pastinya rusaknya koper
ini terjadi di bandara yang baru saya sadari keesokan harinya saat hendak
menggeret koper di terminal, karena sejak turun dari pesawat saya menggunakan
trolley dan koper langsung diangkut masuk ke mobil oleh si driver. Mau tidak
mau saya pun menggeret koper dengan handle yang sebenarnya untuk mengangkat koper
yang jelasnya pendek dan membuat saya membungkuk setiap menggeret koper.
Hari-hari pun berlanjut
bersama koper tak berhandle, hingga suatu hari saat kita hendak naik angkot
dimalang, Seperti prisip kebanyakan angkot : Pepet teruss sampai abis, biar
kata itu penumpang udah numpuk seperti pindang, si sopir angkot tetap berteriak
teriak ‘AYOO AYOO MASIH KOSONG, MASIH KOSONG, LANGSUNG BERANGKAT,, AYOO AYOOO”.
Karena sudah kelelahan berjalan, kami pun terbuai lagi dengan rayuan PHP abang
angkot. Dan kami terkesima dengan tumpukan penumpang yang Nampak BETE dengan kehadiran
kami, apa boleh baut, kaki nasi sudah menjadi bubur. Saya pun duduk
didepan berdesakan bersama 1 penumpang lain, dan saat menutup pintu
terdengarlah suara prakk yang tidak biasa.. iyaa, kepala tripod saya pecah kena
gagang pintu angkot.
Karena Tripod itu baru
beli yang sungguh dibuang sayang, maka terbesitlah ide bulus, Tripod malang itupun
saya sangkutin dikantong belakang bekas handle tangan Koper, jadilah dia handle
koper dadakan, jangan ditanya bentuknya, bayangin aja kaki tripod 3 biji yang
nongol dibelakan koper persis kayak “antena”. dengan santainya sepupu saya
ngakak dan bilang koper saya kayak ‘Transformer’ yang hendak berubah jadi robot
jadi-jadian, untung tiket pesawat dia ada sama saya, kalo enggak dia pasti
pura-pura amnesia dan nggak kenal sama saya.
![]() |
tripod, pict from google |
![]() |
persis dikantong belakang koper inilah saya "menyangkutkan" tripod saya |
Unforgettable moment
part 3: Balada Kengiritan yang berakhir GAGAL
Keapesan ternyata
berlanjut saat mendarat di bandara ngurah rai, Karena Alasan Ngirit, sepupu
saya bersikeras naik motor dari rumah menuju bandara dan motornya ditinggal
beberapa hari di bandara Ngurah Rai sampai kita pulang ke Bali. Dan dengan alasan
Safety yang masih super ngirit tentunya, Sepupu saya mengunci Ban sepeda motor
dengan KUNCI BAN SEPEDA GAYUNG. Dan dengan longornya ternyata dia hanya sekedar
mencantolkan si kunci Ban itu dibannya saja dan tidak
dalam posisi mengunci ban dengan sesuatu seperti tiang, atau mengunci geriginya
hingga tidak bisa berputar. Dan kita baru sadar Kelongoran itu ketika kita
sudah pulang, ternyata ban motor masih bisa berputar dengan sempurna yang which
is sangat percuma dicantolin kunci ban sepeda.
![]() |
kunci sepeda gayung yg mirip punya sepupu saya. pict from google |
Dan kelongoran
berikutnya adalah saat berusaha melepas kunci ban sepeda gayung itu, entah
bagaimana dia sibuk memasukkan anak kunci tapi kunci ban sepeda gayung itu
tidak lepas lepas juga, hingga bapak-bapak yang lewat curiga dengan kelakuan
kami, Saat dia melihat bagaimana “sibuknya” saudara saya melepaskan kunci
sepeda gayung itu, bapak-bapak itu hanya bisa geleng-geleng dan meledek AIIIHHH
AIIHHHH…. Sontak saya pun berdiri menjauh dari sepupu saya karena takut
disangka sebagai “KOMPLOTAN ORANG ANEH” lainnya.
Saat kita sudah
berhasil dengan drama kunci itu dan hendak menaiki motor. Baru jalan 100 meter
ternyata Bannya gembos, saya pun terpaksa menenteng bawaan yang persis orang
mau kulakan dipasar dan tidak lupa menggeret ‘koper transformer’. Sepupu saya
menuntun sepeda motor mencari bengkel. Orang-orang melihat kami dengan
pandangan kasian.
Itulah sepenggal kisah “kesialan”
saya selama perjalanan. Walau bagaimana pun tetap semangat!
Happy Travelling
0 komentar:
Posting Komentar