Jumat, 02 Desember 2016

Momen "Tak terlupakan" selama perjalanan : Episode Malang



Terhitung sudah 4 kali saya mengunjungi Malang dan ada-ada saja pengalaman unik tak terlupakan yang terjadi selama perjalanan. Sesial apapun pengalaman itu tetap saya syukuri dan selalu bikin ngakak kalau diingat-ingat lagi.

Unforgettable moment part 1 : Teriak-Teriak diatas Sepeda gantung di BNS

Ceritanya kita sedang mampir ke BNS dan sedang ingin menikmati pemandangan “BUKIT BINTANG KW” diatas wahana. Lalu perhatian kita tertuju pada sesosok Wahana yang tidak saya ingat namanya itu, penampakannya menyerupai sepeda karena kita bisa pura-pura nggayung diatas dan ada setirnya yang bulat seperti mobil. Wahana ini bisa diisi 2 orang.

pict from google

Kami mengira Wahana ini cukup cetek jika dilihat dari bawah. Sebenarnya kita sempat mendengar teriakan ABG-ABG yang naik wahana ini saat kami berada di Lampion Garden, tapi dengan Pedenya kami mengira mereka sedang CAPER. Daann saat mencoba sendiri wahana ini, ternyata kita teriakan kita justru lebih heboh dan shalawatan hampir dari setiap jengkal sepeda ini berjalan, ditambah setirnya yang kalau diputar membuat kursi kita ikut berputar, yang kesannya kita sedang menyetir, itu yang bikin tambah HOROR karena gue nggak bisa nyetir. Pemandangannya sesuai ekspektasi sihh,, kalian bisa ngeliat lampu-lampu berpendar cantik dari atas, tapi gegara kepanikan kami, jangan ditanya kami nggak bisa menikmati pemandangan T_T.

Entah kenapa diperjalanan berikutnya bersama teman-teman dan the Geng, dengan pedenya saya mengajak teman saya yang lain naik wahana ini yang lagi lagi terlihat CETEK dari bawah, dan saya pikir karena sudah pernah naik, jadi yang kedua kali Horornya mungkin berkurang. Ternyata saya plus temen saya teteuupp teriak teriak heboh sampe diliatin orang-orang dari bawah. Semoga orang-orang tidak sedang menuduh kita sebagai ABG-ABG caper.

pemandangan dari atas. pict from google


Unforgettable moment part 2: Ketika Tripod dan Koper bersatu lahirlah koper “Transformer”

Saat itu kami naik pesawat yang bertolak dari DPS menuju SBY (biar ngirit) lalu kami menumpang bermalam di rumah saudara kami di Surabaya supaya keesokan paginya bisa berangkat ke malang dengan Kereta Api. Entah bagaimana ceritanya Koper saya hilang Handlenya entah rusaknya disengaja atau tidak, pastinya rusaknya koper ini terjadi di bandara yang baru saya sadari keesokan harinya saat hendak menggeret koper di terminal, karena sejak turun dari pesawat saya menggunakan trolley dan koper langsung diangkut masuk ke mobil oleh si driver. Mau tidak mau saya pun menggeret koper dengan handle yang sebenarnya untuk mengangkat koper yang jelasnya pendek dan membuat saya membungkuk setiap menggeret koper.

Hari-hari pun berlanjut bersama koper tak berhandle, hingga suatu hari saat kita hendak naik angkot dimalang, Seperti prisip kebanyakan angkot : Pepet teruss sampai abis, biar kata itu penumpang udah numpuk seperti pindang, si sopir angkot tetap berteriak teriak ‘AYOO AYOO MASIH KOSONG, MASIH KOSONG, LANGSUNG BERANGKAT,, AYOO AYOOO”. Karena sudah kelelahan berjalan, kami pun terbuai lagi dengan rayuan PHP abang angkot. Dan kami terkesima dengan tumpukan penumpang yang Nampak BETE dengan kehadiran kami, apa boleh baut, kaki nasi sudah menjadi bubur. Saya pun duduk didepan berdesakan bersama 1 penumpang lain, dan saat menutup pintu terdengarlah suara prakk yang tidak biasa.. iyaa, kepala tripod saya pecah kena gagang pintu angkot.


Karena Tripod itu baru beli yang sungguh dibuang sayang, maka terbesitlah ide bulus, Tripod malang itupun saya sangkutin dikantong belakang bekas handle tangan Koper, jadilah dia handle koper dadakan, jangan ditanya bentuknya, bayangin aja kaki tripod 3 biji yang nongol dibelakan koper persis kayak “antena”. dengan santainya sepupu saya ngakak dan bilang koper saya kayak ‘Transformer’ yang hendak berubah jadi robot jadi-jadian, untung tiket pesawat dia ada sama saya, kalo enggak dia pasti pura-pura amnesia dan nggak kenal sama saya.

tripod, pict from google


persis dikantong belakang koper inilah saya "menyangkutkan" tripod saya


Unforgettable moment part 3: Balada Kengiritan yang berakhir GAGAL

Keapesan ternyata berlanjut saat mendarat di bandara ngurah rai, Karena Alasan Ngirit, sepupu saya bersikeras naik motor dari rumah menuju bandara dan motornya ditinggal beberapa hari di bandara Ngurah Rai sampai kita pulang ke Bali. Dan dengan alasan Safety yang masih super ngirit tentunya, Sepupu saya mengunci Ban sepeda motor dengan KUNCI BAN SEPEDA GAYUNG. Dan dengan longornya ternyata dia hanya sekedar mencantolkan si kunci Ban itu dibannya saja dan tidak dalam posisi mengunci ban dengan sesuatu seperti tiang, atau mengunci geriginya hingga tidak bisa berputar. Dan kita baru sadar Kelongoran itu ketika kita sudah pulang, ternyata ban motor masih bisa berputar dengan sempurna yang which is sangat percuma dicantolin kunci ban sepeda.

kunci sepeda gayung yg mirip punya sepupu saya. pict from google


Dan kelongoran berikutnya adalah saat berusaha melepas kunci ban sepeda gayung itu, entah bagaimana dia sibuk memasukkan anak kunci tapi kunci ban sepeda gayung itu tidak lepas lepas juga, hingga bapak-bapak yang lewat curiga dengan kelakuan kami, Saat dia melihat bagaimana “sibuknya” saudara saya melepaskan kunci sepeda gayung itu, bapak-bapak itu hanya bisa geleng-geleng dan meledek AIIIHHH AIIHHHH…. Sontak saya pun berdiri menjauh dari sepupu saya karena takut disangka sebagai “KOMPLOTAN ORANG ANEH” lainnya.

Saat kita sudah berhasil dengan drama kunci itu dan hendak menaiki motor. Baru jalan 100 meter ternyata Bannya gembos, saya pun terpaksa menenteng bawaan yang persis orang mau kulakan dipasar dan tidak lupa menggeret ‘koper transformer’. Sepupu saya menuntun sepeda motor mencari bengkel. Orang-orang melihat kami dengan pandangan kasian.

Itulah sepenggal kisah “kesialan” saya selama perjalanan. Walau bagaimana pun tetap semangat!

Happy Travelling

0 komentar:

Posting Komentar